Minggu, 28 Maret 2010

Mobil-mobil yang tenggelam di Pasir Pantai



sumber: http://www.dalimunthe.com/2010/03/kejadian-aneh-mobil-tenggelam-di-pasir.html

Foto-Foto Serangga Yang Memakai Baju Dari Tetesan Air Embun

Embun serangga
Menakjubkan: tetesan air di atas kepala capung biru.
embun serangga
Close up: fotografer Miroslaw Swietek memotret serangga yang badannya di penuhi air embun seperti memakai baju terbuat dari embun air.
embun serangga
Berlian:
Kupu-kupu ini seperti bertatahkan berlian
embun serangga
Serangga tampaknya basah kuyup di dalam air ketika mereka tertidur pada malam hari.
embun serangga
Fotografer Swietek bangun pukul 3 pagi hanya untuk memotret serangga di sebuah hutan di dekat rumahnya.
embun serangga
embun serangga

sumber: http://beritakorslet.wordpress.com/2010/03/27/amazing-foto-foto-serangga-yang-memakai-baju-dari-tetesan-air-embun/

Tarsius, Primata Terkecil di Dunia

Tarsier atau Tarsius syrichta adalah sejenis primata yang terkecil di dunia dan bisa ditemukan di Filipina, dan variasi speciesnya ditemukan juga di Sumatra, Borneo, Sulawesi (Indonesia). Matanya yang bulat lebar dan hidungnya yang lucu sangat menarik untuk dilihat sementara ukurannya yang kecil pas banget bila berada di genggaman tangan kita. Jika Anda berkesempatan mengunjungi Filipina, hewan mungil lucu ini dapat Anda temukan pada malam hari di pulau Bohor, Samar, Mindanau, dan Leyte. Hewan mirip monyet ini memakan serangga yang sering keluar dari kayu bekas terbakar atau arang kayu.

Spesies tarsier sendiri dipercaya sudah ada sejak 45 juta tahun yang lalu. Ahli Biologi J. Petiver adalah orang yang pertama kali mempublikasikan hewan ini. Tidak seperti anggapan banyak orang, tarsier sebenarnya bukanlah monyet yang ukurannya paling kecil meski spesifikasinya mirip dengan spesies primata lainnya seperti lorise, lemur dan bushbaby. Perbedaannya terletak pada konfigurasi taksonomi dari kera pada umumnya dan Anda akan menemukan ciri-ciri yang mirip dengan antropoid. Spesies lainnya yang mirip dengan tarsier juga ditemukan di Borneo, Sumatra, Sulawesi (Indonesia), dan Madagascar dangan variasi ukuran dan bentuknya.

Tarsier asal Filipina ini adalah hewan yang sangat aktif dan menarik dengan ciri-cirinya yang khas. Meski tubuhnya dibalut dengan bulu warna abu-abu, ekornya yang sepanjang kira-kira 232mm hampir tidak berbulu alias gundul. Dari kepala hingga ekor panjangnya antara 118-149mm dengan berat 113-142 gram. Yang mengesankan dari hewan ini adalah mata besarnya yang menonjol yang sepertinya tidak pas dibandingkan dengan tubuh mungilnya. Ukuran rongga matanya hingga melebihi ukuran tempurung otak dan perutnya.

Tangan dan kakinya mempunyai jari-jari yang mirip dengan manusia yang digunakannya untuk bertengger di pohon dan ekornya digunakan untuk keseimbangan. Anda bisa melihat saat jari tengahnya mulur dan tulang pergelangannya yang panjang bekerja seperti shock absorber. Hal ini membantunya melompat dari dahan yang satu ke dahan yang lainnya dengan mudah. Kepalanya sangat mirip dengan kepala burung hantu karena bentuknya dan pertemuan yang unik di tengah-tengah sinus dan tengkoraknya membuatnya mampu memutar kepalanya 180 derajat. Tarsier juga memiliki gigi-gigi yang tajam untuk membantunya memangsa serangga selama berburu di malam hari.
Tarsier lebih suka tinggal di lubang-lubang di pohon atau akar-akar bambu meski masih mungkin menemukannya di tempat lain. Hewan ini banyak melakukan aktivitasnya di malam hari, meski sekali-kali Anda bisa memergokinya di siang hari. Para pejantan dan betinanya diketahui hidup berkelompok, dengan sang betina yang menjadi pengasuh tarsier-tasier muda. Mereka mengeluarkan suara-suara unik saat menantang, masa kimpoi, berkumpul di kelompoknya, dll. Kelenjar epigastric dari tarsier jantan digunakan untuk membantu penciumannya, sementara Anda juga bisa menemukan isyarat-isyarat gerakan wajahnya yang memiliki arti.
Tarsier mencapai kedewasaan seksual saat berumur 2 tahun. Sang betina mengalami panas berulang sampai kira-kira 23 hari dan mengeluarkan suara-suara unik untuk memberitahukan masa suburnya. Masa kehamilannya mencapai 6 bulan sementara masa hidup tarsier sendiri bisa mencapai 12 hingga 20 tahun. Proses kelahiran dan pertumbuhan bayi tarsier berlangsung sangat cepat. Bayi-bayi tarsier disapih setelah 60 hari dan bahkan sudah bisa berjalan dengan sendirinya dalam waktu 19 hari setelah kelahirannya.

Tarsier mencapai kedewasaan seksual saat berumur 2 tahun. Sang betina mengalami panas berulang sampai kira-kira 23 hari dan mengeluarkan suara-suara unik untuk memberitahukan masa suburnya. Masa kehamilannya mencapai 6 bulan sementara masa hidup tarsier sendiri bisa mencapai 12 hingga 20 tahun. Proses kelahiran dan pertumbuhan bayi tarsier berlangsung sangat cepat. Bayi-bayi tarsier disapih setelah 60 hari dan bahkan sudah bisa berjalan dengan sendirinya dalam waktu 19 hari setelah kelahirannya.
Saat ini tarsier di Filipina terancam akan mengalami kepunahan akibat kerusakan di habitat hutan alamnya. Pembukaan lahan hutan dengan dibakar dan illegal logging menjadi biang keladi menurunnya jumlah tarsier. Ditambah lagi dengan adanya aksi perburuan tarsier dimana tarsier ini sering dijadikan suvenir untuk turis. Saat ini tarsier telah dinyatakan sebagai hewan yang dilindungi, tapi jika pemerintah Filipina tidak serius menanganinya bukan tidak mungkin tarsier akan punah dalam waktu yang tidak lama lagi.

source: http://desiran.blogspot.com/2009/11/hewan-filipina.html

Bonobo, Primata Yang Paling Dekat Dengan Manusia

Bonobo atau di panggil bow-NO-bow primata yang paling dekat dengan manusia. Tiga puluh tahun yang lalu, mereka bahkan tidak disebutkan dalam buku pelajaran pada evolusi manusia. Makhluk ini ditemukan pada tahun 1929 di museum kolonial Belgia, jauh dari Afrika yang merupakan habitatnya.

Seorang ahli anatomi Jerman, Ernst Schwarz, menyatakan bahwa ia telah sampai pada subspesies baru simpanse. hewan ini diberi status yang sama sekali berbeda spesies dalam genus yang sama seperti simpanse, Pan. Bonobo diklasifikasikan sebagai Pan paniscus

Bonobo menunjukkan fleksibilitas dalam garis keturunan kita bahwa kita tidak tahu kita miliki sebelumnya, kata Frans de Waal, seorang penyelidik terkemuka di Yerkes Regional Primate Research Center di Atlanta dan profesor psikologi di kota itu Emory University. Makhluk ini ditemukan pada tahun 1929 di museum kolonial Belgia, jauh dari Afrika yang merupalan habitatnya.

Bonobo dikenal sebagai simpanse kerdil, tapi ada perbedaan Bonobo dengan Simpanse.
bonobo vokal yang lebih peka, lincah dan gugup, sementara simpanse yang kasar dan pemarah; bonobo membela diri dengan menendang dengan kaki mereka, sementara simpanse menarik penyerang dekat dan menggigit; sebuah suara Bonobo berisi "a" dan "e" vokal, tapi simpanse menggunakan lebih "u" dan "o" vokal; dan meskipun jarang terjadi kekerasan fisik di kalangan bonobo, dengan simpanse memang sudah sangat biasa.
BONOBO senang berbagi makanan

Tim Ilmuwan yang melakukan eksperimen. bonobo pertama yang kelaparan itu bisa memilih apakah akan makan sendirian atau membuka pintu ruangannya dan membagi makanannya dengan bonobo yang lain.
"Kami menemukan bahwa subyek eksperimen dengan sukarela memilih membuka pintu ruangannya dan membagi makanan yang sangat dia inginkan itu, walaupun dia bisa saja dengan mudah memakannya sendiri." Dr Hare menulis dalam artikelnya di Current Biology:

Inilah gaya Photogenik yang sempat di Abadikan oleh manusia ...



source: http://www.temanggungcity.com/2010/03/bonobo-primata-yang-paling-dekat-dengan.html